Orang Yang Dipinjam Tuhan (1)

Marc Marquez 2013 MotoGP World Champion

Program Biaya Umroh Murah 2017, Solusi Masyarakat Indonesia Ber-Umroh


Yang namanya hidup pastilah ada suka dan dukanya. Berselang-seling. Seperti roda kadang seseorang berada di atas. Kadang di bawah.

Ada orang-orang yang saat di atas bisa mempertahankan dirinya sehingga terus berada di atas. Mereka pasti juga pernah di bawah tapi hanya sebentar. Tapi mereka segera bangkit untuk bisa kembali berada di atas. Tapi ada juga orang yang sebaliknya. Lama berada di bawah tapi tidak naik-naik. Tanya kenapa?

Yang namanya suka dalam kehidupan adalah ketika semua kebutuhan dan keinginan bisa terpenuhi dengan segera. Semuanya selalu tersedia ketika dibutuhkan atau diinginkan.

Sedangkan yang namanya duka adalah hidup tidak sesuai dengan keinginan, walaupun kebutuhan sebenarnya sudah terpenuhi.

Mengapa ada orang-orang yang kita sukai dan mereka menyukai kita? Saling memberikan kebahagiaan dan tidak menyakiti satu sama lainnya?

Tapi mengapa juga harus ada orang yang terus-menerus menyakiti kita, mencari jalan untuk membuat kita susah, merasa kalah, lemah dan menjadi bahan bully-an baginya?


Orang Yang Dipinjam Tuhan



Tentu kita semua sebagai umat Islam benar-benar menyadari bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendaknya. Manusia dilahirkan dan dimatikan atas kehendak-Nya. Kebahagiaan dan kesengsaraan ditimpakan atas ijin-Nya. Bahkan sehelai daun yang gugur ke atas tanah pun adalah atas sepengetahuan dan seijin-Nya.

Bagaimana dengan orang-orang yang menyakiti kita itu? Apakah mereka itu juga adalah kehendak-Nya?

Karena semua yang terjadi di alam semesta ini adalah sesuai pengetahuan dan ijin Allah, maka sebenarnya orang-orang yang telah menyakiti kita itu adalah orang-orang yang dipinjam oleh Allah.

Lho bisa begitu?

Allah meminjam orang-orang tersebut untuk menyakiti kita untuk membuat kita menjadi dewasa. Menjadi pembelajar. Mengambil hikmah dari hal-hal yang menyakitkan itu. Ingat, obat yang murni dan manjur biasanya pahit. Kecuali kalau dicampur dengan pemanis dan komponen aditif lainnya. Tapi kemanjurannya jadi berkurang.

Mengapa harus orang yang dipinjam?

Karena dengan begitu kita jadi bisa belajar. Bisa memahami bahwa ada yang salah di diri kita. Ada yang perlu diperbaiki atau disiapkan untuk menerima hal-hal yang penting di masa yang akan datang.

Kita berdoa meminta kesuksesan dalam hidup di dunia dan akhirat. Dan jawaban Allah adalah bagaimana kita bisa berkontribusi dalam hidup dan kehidupan ini supaya menjadi sukes di dunia dan akhirat.

Maka diadakanlah pelatihan dalam universitas kehidupan ini. Dibuatlah suatu peran dan peristiwanya supaya terjadi hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dan diterapkan di fase-fase kehidupan setelahnya.

Jika kita masih membangkang, maka mungkin bukan orang lagi yang dipinjam oleh Allah untuk mengingatkan kita. Dan kita berharap ini tidak terjadi. Astaghfirullah wa atuubu 'ilaihi.


Bagaimana Jika Ada Orang Yang Menyakiti Diri Kita?



Maka jika ada yang menyakiti diri kita, sesungguhnya mereka dipinjam Allah untuk mendewasakan kita.

Kalau kita sudah memahami hal ini maka yang kita dapatkan nanti adalah hikmah dan pelajaran yang berarti dari peristiwa tersebut. Dan kita mungkin terhenyak dan bersyukur ada yang menyakiti kita. Tapi setelah itu kita langsung kembali bangkit dengan hikmah dan pelajaran yang telah didapat.

Bersambung ke Orang Yang Dipinjam Tuhan (2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umroh September 2020 Rp 19 Jtan *5

Ibadah Umroh (Yang Mitos vs. Yang Benar!)

Umroh Idul Fitri 2019 Takbir Kemenangan Di Tanah Suci