Shalat Sebagai Petunjuk Arah Kehidupan (Bag 2 Selesai)
Khusyu dan Tenangkan Pikiran dari Hiruk-Pikuk Dunia Sehari-hari.
Artikel sebelumnya Shalat Sebagai Petunjuk Arah Kehidupan (Bag 2.
Shalat Hadap Kiblat
Setelah shalat ditentukan waktu dan berapa kalinya dilakukan dalam satu hari, shalat juga harus menghadap kiblat.
Maksud sesungguhnya adalah Allah Yang Lebih Mengetahui.
Namun efek dan manfaatnya bagi kita adalah kita terbiasa untuk memiliki satu arah dan satu tujuan yang tetap saat shalat. Tidak peduli di manapun dan kapanpun, arah kiblat itu harus tetap dituju saat shalat.
Berarti kita diajarkan Allah untuk selalu mengerti arah dan tujuan hidup ini dalam kondisi apapun. Tidak tergoda oleh iklan-iklan komersial produk-produk beracun yang mematikan jiwa, rasa, dan pikiran. Sehingga ruh dan tubuh juga akan binasa.
Sehingga jika kita terkadang lupa akan arah dan tujuan hidup ini, Allah mengingatkan kembali melalui shalat lima waktu. Oh iya, arah hidup ini adalah menggapai keridhaan Allah dunia dan akhirat, dengan menjadi semanfaat-manfaat manusia bagi sesama. Kira-kira seperti itu.
Saat kita lupa tujuan itu, maka kita diingatkan kembali saat shalat.
Jadi shalat menghadap kiblat untuk mengingatkan kita akan arah dan tujuan hakiki hidup ini.
Bisakah kita bayangkan shalat diambil kembali oleh Allah dan tidak diberikan kepada kita? Hidup akan semakin susah, manusia yang pada dasarnya adalah bodoh, lemah, dan malas akan semakin sukar untuk mendisiplinkan diri untuk menghargai waktu dan fokus pada arah dan tujuan hidup.
Akibatnya shalat yang menjadi obat penyembuh niat, perkataan, dan perilaku manusia yang buruk menjadi baik, sudah tidak ada lagi. Karena tidak ada lagi shalat yang benar, karena shalatnya sudah tidak ada.
"Jika shalat seseorang baik, maka baik pulalah amalan lainnya. Jika shalatnya buruk, maka buruk juga amalan lainnya."
Apa Arah dan Tujuan Hidup Yang Diingatkan dalam Shalat
Arah dan tujuan hidup tertuang dalam bacaan shalat. Dari mulai takbir hingga salam. Untuk lebih jelasnya silahkan mencari arti bacaan shalat seperti bacaan Iftitaf, surat Al Fatihah, dan doa-doa yang dipanjatkan saat ruku, i'tidal, sujud, dan duduk tahiyat di sumber-sumber lain yang lebih lengkap.
"Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim." (Bacaan Iftitah sebagai pengingat arah dan tujuan hidup manusia)
Pada dasarnya kita memang perlu diingatkan semua ini supaya kembali ke arah dan tujuan yang benar manakala sudah terlanjur menyimpang. Karena sesungguhnya kita diinginkan oleh hidup ini, diinginkan dan diijinkan oleh Allah untuk hidup untuk sukses. Untuk apa Allah menciptakan manusia selain ingin menusia itu sukses?
Menghadap ke arah kiblat yang satu juga berarti kebenaran itu bersumber dari satu sumber arah kebenaran, yakni Yang Maha Satu.
Menghadap Kiblat Juga Menunjukkan Adanya Prioritas Arah dan Tujuan
Selain arah dan tujuan hidup, menghadap kiblat juga merupakan suatu simbol adanya prioritas dalam menentukan arah dan tujuan. Maksudnya dalam hal ini adalah dalam hidup ini manusia harus pandai-pandai memilih apa-apa saja yang menjadi prioritas saat ini dan akan datang. Sehingga pemanfaatan waktu dan hasilnya optimal.
Itulah makna yang bisa diambil untuk shalat harus menghadap kiblat.
Menghadap Kiblat: arah, tujuan, dan prioritas hidup |
Shalat Ada Aturan/Caranya
Selain shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan (disiplin waktu), ke arah tertentu (selalu ingat arah dan tujuan hidup yang hakiki), shalat juga sudah ditentukan tata-caranya (selalu ingat dan patuh aturan hidup).
Tata-cara shalat yang harus dipelajari dan diamalkan ketika shalat, mengajarkan kita untuk selalu memahami aturan-aturan hidup dan melaksanakannya dengan tepat dan akurat sesuai kondisi kita sebagai manusia.
Ingat shalat dengan tata-cara tertentu, dari gerakan takbir, membaca Al Fatihah, hingga selesai salam kanan dan kiri semua ada arti dan maksudnya. Untuk lebih jelasnya bisa dicari di sumber-sumber khusus tentang faedah shalat baik secara lahir maupun bathin.
"Hidup ini adalah permainan dan senda-gurau belaka. Sebab itu harus ada aturan mainnya dan batasan senda-guraunya."
Kalau kita mengaku umat Islam yang baik, shalatnya baik, maka semua kelakuan kita akan baik. Baik dalam artian mengikuti petunjuk hidup yang baik yakni Al Qur’an dan Hadits, perkataan ulama, dan pemerintah yang tidak menyuruh dan memaksa pada kemaksiatan.
Di mulai hari hal yang kecil seperti taat pada peraturan di rumah dan rukun warga, di kelas dan sekolah, di kampus, di organisasi-organisasi, di kantor, di jalan raya, dan di manapun berada.
Menjunjung tinggi nilai iman, ihsan, dan Islam setiap saat tanpa kecuali. Sehingga setiap rambu-rambu yang ada selalu dipatuhi demi kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Yang harus diperhatikan , dipahami, dan diamalkan sehingga hidup ini menjadi lebih menghargai waktu lebih daripada uang, terarah dalam hidup, dan patuh pada peraturan/prosedur/SOP/program kerja/taktik/strategi/perencanaan demi kebaikan diri dan bersama.
Itulah tiga hal yang paling jelas terlihat tentang shalat: 5 waktu, hadap kiblat, dan ada aturan/caranya.
Sungguh sangat dalam makna shalat. Ini baru dari luarnya saja. Masih banyak faedah dan hikmah shalat yang dibahas di sumber-sumber lain yang lebih lengkap.
Silahkan dimaknai setiap gerakan dan bacaan shalat yang sungguh luar biasa baik per gerakan maupun secara komprehensif. Lalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misal penerapan bacaan Al Fatihah dalam negosiasi, salam kanan dan kiri sebagai sosialisasi dan silaturahmi, takbir menyatakan adanya Kekuatan Yang Maha Besar, berdiri menatap ke bawah tempat sujud untuk fokus dan tidak terpengaruh hal-hal yang bisa mengganggu dari kanan dan kiri, dan seterusnya.
Kalau ada yang tidak bisa dipikirkan hikmahnya, tenang saja. Hal ini bukan areanya lapisan pikiran.
SHALAT = 5 waktu, kiblat, aturan = teratur, fokus, terencana = ulet, terarah, taktis & strategis = SUKSES |
Alhamdulillah Yaa Allah.
Komentar
Posting Komentar