Tips Memilih Apapun dalam Islam (Bag. 2)
Artikel sebelumnya Tips Memilih Apapun dalam Islam (Bag. 1)
2. Jalan Ketaqwaan
Selain jalan kefasiqan, Allah menyediakan jalan ketaqwaan/ketaatan. Jalan ini adalah jalan bagi orang-orang yang memegang teguh hukum-hukum Allah dan meninggalkan larangannya.
“Taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan jalan melakukan semua perintahnya, meninggalkan semua larangannya, dan ridho/menerima/ikhlas dengan semua hukum-hukum dan ketentuan Allah.”
Orang yang memilih jalan ketaqwaan akan senantiasa memelihara diri dengan mempelajari semua ilmu syariat yang diperlukannya dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja yang halal dan mana yang haram. Sehingga karena itu dia akan selalu tetap berada di jalan ketaqwaannya itu. Tidak keluar ruas jalan.
Jika seseorang sudah memilih jalan ketaqwaan, maka semua konteks pilihan berikutnya dalam setiap lika-liku kehidupannya akan berlandaskan pada aspal dan rambu-rambu ketaqwaan.
Semua tindak-tanduknya akan mengikuti hukum Allah untuk kemaslahatan diri, sesamanya, dan alam. Semua ilmu-ilmu syariah untuk mengembangkan semua lapisan manusiawinya dia pelajari dan amalkan.
Dia tidak merasa sombong dengan apa-apa yang telah dicapainya karena dia yakin itu adalah atas pertolongan dan kehendak-Nya.
Dia tidak silau dengan materi duniawi dan tidak mementingkan keperluan lapisan fisiknya secara berlebihan, justru dia bisa mengontrol lapisan fisik, pikiran, dan perasaannya melalui bawah sadar yang kuat dan ruh yang suci. Agar semua lapisan itu secara sinergi bekerja untuk memberi kemanfaatan bagi diri, sesama, dan alam.
Dia tidak suka melakukan perbuatan dosa dan maksiat sehingga secara alami akan membenci semua maksiat dan hal-hal yang membawa kepada dosa. Dia juga tidak akan mendukung orang-orang yang selalu bergelimang dalam dosa dan maksiat dalam kehidupan sehari-hari.
Karena dia adalah orang yang bertaqwa, maka pilihan-pilihan hidupnya akan disandarkan pada hukum-hukum Allah dan tidak hanya atas hasil nalar dan perasaan semata. Apalagi hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik semata.
Inilah perbedaan antara orang yang mengambil jalan ketaqwaan dengan orang-orang yang berada di jalan kefasiqan.
Orang Yang Bertaqwa
1. Melakukan semua perintah Allah, menjauhi semua larangan-Nya, dan ikhlas atas semua ketetapan-Nya.
Semua kewajiban dan sunnah dikerjakan, semua haram dan makruh ditinggalkan. Hidup semudah tersenyum.
Dan tidak mendukung orang-orang yang melakukan dosa dan maksiat dan pendukung-pendukungnya. Mengingatkan kepada publik akan perbuatan orang-orang fasiq supaya tidak merugikan orang-orang taqwa.
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu."
Tips Memilih Apapun dalam Islam
Jika seseorang sudah berada di atas jalan kefasiqan, maka dia seringkali bingung memilih metode pengambilan keputusan apa yang akan dipakai. Dia tidak memiliki pengetahuan tentang hukum-hukum Allah atau jkalaupun memiliki pengetahuan itu namun sangat minim sehingga mudah digoyahkan olah irama duniawi dan musik kemaksiatan.
Dan pada saat dihadapkan pada suatu masalah, dia tidak jarang mengacu kepada pemikiran modern non-Islami hasil riset atau penelitian yang masih memiliki persentase error. Atau kalau dia malas mengacu kepada ahli pikir duniawi, dia akan mengacu pada hasil olah pikirnya sendiri walapun dia tahu kapasitas pikirnya masih terbatas terutama dengan ilmu-ilmu syariat.
Karenanya seakan-akan hidup baginya adalah suatu kebebasan tanpa batas. Dia bergelimang dalam dosa dan maksiat dan merasa itu hal yang wajar sebagai manusia yang memiliki hawa nafsu. Semakin lama semakin lupa daratan dan lupa jalan berbalik menuju ke jalan ketaqwaan. Walaupun ingat pun rasanya akan sangat berat untuk kembali ke jalan ketaqwaan karena jaraknya sudah terlalu jauh.
Seperti minum air laut semakin diminum akan semakin haus. Seperti sebuah perahu di lautan lepas tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Sedangkan bagi orang yang berada di jalan ketaqwaan, maka pilihan hidup selanjutnya sangat jelas.
Hidupnya tidak ragu-ragu, tidak galau, dan tidak ada rasa kuatir. Halal dan haram bahkan sudah terpatri di bawah sadarnya sejak kecil (misalnya karena sejak kecil sudah dimasukkan di pesantren atau pendidikan agama). Bahkan yang lebih baik lagi jika sejak kecil sudah ditanamkan isi Al Qur’an di bawah sadarnya sebagai hafalan.
Bagi orang yang berada di jalan kefasiqan, metode apapun yang digunakan untuk memilih sesuatu dia akan pilih yang bukan dari petunjuk Tuhan-Nya. Dia pilih produk-produk pemikiran dan hukum manusia yang masih relatif tingkat kebenarannya.
Karena itu sukar untuk memberikan tips memilih apapun bagi mereka ini kecuali mereka kembali dahulu ke jalan ketaqwaan. Namun di akhir artikel ini akan ditunjukkan bagaimana cara orang fasiq yang masih bisa meggunakan logika dengan benar untuk memilih.
Sedangkan bagi orang yang memilih untuk berada dijalan ketaqwaan, sudah diajarkan bagaimana cara memilih sesuatu dalam Islam, karena memang sudah ada petunjuknya!
Memilih pasangan hidup, memillih jenis pekerjaan dan usaha, memilih jenis jual-beli, memilih cara shalat sesuai kondisi, memilih makanan yang halal, memilih pemimpin yang adil, dan lain-lain.
"Berbekallah. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa."
Sedangkan secara umum, petunjuk memilih apapun dalam Islam adalah sebagai berikut:
1. Berdoa
Berdoa kepada Allah sebelum memulai segala sesuatu. Bisa ditambah dengan shalat hajat meminta diberikan pertolongan dalam menghadapi urusan ini agar urusan ini selesai dengan baik dan barokah. Membaca surat Al Fath agar semua jalan kemenangan dibukakan oleh Allah.
2. Isu dan Konklusi
Membaca dan merumuskan isu yang terjadi, menganalisa, dan mengambil kesimpulan/konklusi dengan tepat apa sebenarnya yang terjadi dan apa saja sumber masalahnya.
3. Solusi
Mencari semua alternatif solusi untuk setiap sumber masalah tersebut. Termasuk menanyakan kepada para ahli dzikir dan ahli ilmu terkait bidang alternatif solusi yang sesuai dan musyawarah dengan yang berkepentingan agar dapat dibrainstorming semua kemungkinan alternatif solusi yang ada.
Semua alternatif solusi diurutkan menurut prioritasnya sehingga jika lebih dari satu alternatif solusi didapat, maka alternatif solusi yang ketiga dan seterusnya akan menjadi alternatif solusi (backup plan) jika solusi pertama tidak bisa diterapkan.
4. Istikharah
Melakukan shalat istikharah meminta petunjuk kepada Allah mana alternatif solusi yang paling jitu dan terbaik untuk memecahkan isu atau masalah tersebut.
5. Implementasi
Membuat perencanaan implementasi solusi terbaik yang telah dipilih, mengeksekusi rencana tersebut dengan tekad dan keyakinan yang kuat, dan memonitor hasil proses pelaksanaannya hingga selesai dan didapat hasil yang sesuai diharapkan. Melakukan perbaikan berkesinambungan dan menyerahkan semua hasilnya kepada Allah.
Ringkasan Tips Memilih Apapun dalam Islam
Orang yang bertaqwa*):
1. Berdoa
2. Isu dan konklusi
3. Alternatif solusi-solusi
4. Istikharah memilih solusi terbaik bagi kemaslahatan umat dan manusia
5. Implementasi solusi terbaik, continuous improvement, dan berserah diri kepada Allah
*) Tergantung ruang lingkup dan besar-kecilnya isu, langkah-langkah di atas bisa memakan waktu kurang dari satu jam, atau bisa berhari-hari dan berbulan-bulan. Untuk orang bertaqwa Insya Allah prosesnya akan cepat karena dia sudah tahu hukum halal-haram dalam Islam. Karenanya dimungkinkan untuk melewati beberapa langkah.
Orang yang fasiq **):
1. Isu dan konklusi
2. Alternatif solusi-solusi dan memilih alternatif terbaik yang paling menguntungkan secara lahiriah bagi dirinya
3. Implementasi solusi terbaik yang paling menguntungkan dirinya, keluarganya, atau kroni-kroninya. Dengan melakukan segala cara baik halal atau haram agar tujuan tercapai.
**) Atau dengan metode lainnya tergantung yang dipilih.
Cara orang taqwa bersandar pada kebenaran absolut dari Allah, sedangkan cara orang fasiq bersandar pada kebenaran relatif menurut pandangan dan pemikiran manusia atau pemenuhan kepentingan pribadinya.
Jalan cara mana yang akan kita pilih?
Bagaimana kita memilih pemimpin kita dengan tips memilih apapun dalam Islam ini?
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
Artikel sebelumnya Tips Memilih Apapun dalam Islam (Bag. 1).
Komentar
Posting Komentar